Kamis, 04 Agustus 2011

Hogwarts, Skyhigh dan Tongkat sihir

Seperti petir kata itu menyambar telingaku saat bisikan itu datang. Tidak keras, tidak keras memang, malah pelan, terlalu pelan, hampir-hampir tidak terdengar. Tetapi mendengar kata-kata itu, aku seperti mendengar ledakan halilintar menyambar di telingaku.
Sejenak, aku tidak mampu berkata apa-apa, sejenak otakku terasa kosong. Hanya sepotong kata-kata itu yang selalu memantul kembali ke otakku. Gemanya seakan-akan terasa sampai ke ujung kakiku. "Dunia khayal? Mana Mungkin?"
Aku hanya bisa berfikir ini adalah impian liar. Bermain-main di Hogwarts, "Naik kereta api tut...tut..tut... terbang pula, menembus dinding menuju dunia lain, tetapi bukan alam baka, dunia khayal yang entah dari mana datangnya, aku pun juga belum pernah ada disana. Hanya lewat TV aku bisa melihatnya". Mungkin di Hogwarts juga ada tangga menuju langit, pantai yang indah. Aku ingin sekali berada disana, aku ingin bisa di alam yang semuanya serba bercahaya.
Skyhight. “Kapan aku bisa kesana?” Konyol memang, tidak masuk akal. “Aku belajar diatas langit,” itu impianku. Seperti yang ada pada film Harry Potter, aku selalu ingin melakukan hal yang bisa dilakukan Harry Potter. “Haduhh... Impianku itu sungguh tidak masuk akal, Harry Potter VS Dunia nyata? Mana mungkin?”
Tongkat sihir seperti kepunyaan Harry Potter juga sudah aku lirik. Menarik, bahkan sangat menarik, aku akan menciptakan mantra versi diriku sendiri untuk menyulap apa saja yang aku mau. Hal yang pertama aku lakukan jika aku mendapatkan tongkat sihir itu, aku akan mengubah TV menjadi jauh lebih menyenangkan dari pada sekarang. Misalnya saja waktu ada iklan motor, aku sulap itu motor jadi ada di depan aku. Kalau ada Iklan Kuliner, aku sulap hidangannya ada di depanku dan bisa aku makan. Kalau ada Eza Gionono sama Steven William, aku geret dia keluar dari TV buat nemenin aku jalan-jalan. “Konyol kan?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar